25 June 2005

Gelombang

dulu kukira lagaknya biasa
hanya seorang yang penuh mimpi
dulu kufikir tiada istimewanya
hanya kejujuran sebuah harapan sepi

tapi bila harapannya sesuci hari ini
baruku sedar kejujuran dan mimpinya itu
tiada lagi pada manusia lewat senja ini
...tiada juga padaku
...hanya dia yang sebegitu

itulah luar biasanya dia
itulah istimewanya dia
hingga mengundang gelombang
yang menoleh terus memandang
hingga aku terlalu yakin
jika tiadapun peluang kedua kelmarin
yang terang akan tetap terang
kerana dia tetap dia

...aku harus bermimpi sejujur itu!



Keramat
24 Jun 2005

23 June 2005

Gelombang TsuMawi...

Gelombang TsuMawi benar-benar mengejutkan bagi aku. Masuk e-sastera.com, masuk blog Pakdi (sekadar menyebut beberapa contoh), pasti terlihat juga istilah yang dicipta oleh Aznil Nawawi ini. Aku yang tak pernah melayan konsert-konsert AF1 & 2 sebelum ini tiba-tiba terpanggil untuk menjadi penonton setia ASTRO Ria setiap malam minggu. Kenapa ya? Apa aku juga sudah hanyut dalam gelombang TsuMawi ini?
Sebenarnya, aku terlalu ingin melihat bagaimana nasyid boleh bertepuk tampar di dalam AF3 kali ini. Mawi dengan imej yang terlalu asing di dalam dunia AF umpama satu kelainan yang berjaya menarik perhatian aku. Manalah tahu satu hari nanti semua peserta AF4, 5 dan seterusnya mesti pakai tudung dan nyanyi lagu nasyid atas permintaan tinggi peminat. Aku cuma berharap Mawi akan dapat pertahankan prinsip hidup dia selama ini dan tak mudah goyah dengan kekalutan di dalam dunia AF yang penuh kontroversi. Kalau Rabbani boleh menyanyi dalam kelab, mengapa tidak Mawi? Yang penting dia tahu apa yang dia lakukan, dia ingat latar belakang keluarga dia, dan dia sedar harapan peminat-peminat dia yang mahukan satu kelainan dalam AF3 kali ini.
Tapi aku masih belum berniat untuk AFUNDI Mawi lagi (ada sesiapa nak sponsor kredit untuk aku?)

21 June 2005

Terlalu Baik

Sungguh sukar menjadi dia yang terlalu baik
tulus hati menghulur segala
murah hati menolong bantu.
Hidup ini satu ujian
menduga ketabahan keteguhan
terkadang hatinya diguris
pernah juga mukanya tercalar
tapi kerana hati merahnya terlalu baik
segala sekadar sementara
esok lusa sembuhlah ia.

Salahkah menjadi dia yang terlalu baik?
terkadang dipermainkan
malah diperbudakkan
Suaranya tidak bisa berkata benci
tangannya kudung daripada reaksi
hatinya tidak tahu apa itu marah
memorinya tidak dapat mengingat dendam
semuanya seketika sahaja
namun yang parah sekian lama
adalah dia… insan yang terlalu baik.

UIAM Gombak
26 Ogos 2002


Sajak ini telah lama aku nukilkan kesan daripada sesuatu yang pernah aku alami dahulu. Tapi hari ini aku kembali merasai rasa yang sama... Hari ini Mahathir dan kak Dila akan menamatkan latihan praktikum mereka di KL Sentral ini. Dan tak kusangka, pemergian mereka telah membawa sejuta erti buat aku untuk lebih mengenali siapa sebenarnya diri aku ini, dan siapa sebenarnya yang layak bergelar sahabat.

Aku redha atas segala ketentuanMu Tuhan.

16 June 2005

Pengkisahan Persahabatan

Hari ini aku mula menghitung sisa masa yang tinggal sebelum aku meninggalkan KL Sentral ini, kembali ke Taman Ilmu dan Budi meneruskan sesuatu yang telah aku mulakan. Sebenarnya aku sentiasa rakamkan setiap apa yang telah berlaku kepada aku di KL Sentral ini semenjak minggu pertama aku jejakkan kaki di sini kerana aku telah menjangkakan bahawa pengalaman yang bakal aku peroleh di sini takkan mungkin aku dapat di tempat lain. SEMUSIM DI SENTRAL - bakal aku abadikan sebagai coretan kepada seribu satu pengkisahan dan ini adalah sebahagian daripadanya:.

…Walaupun secara keseluruhannya tidak banyak kerja yang boleh dilakukan, namun sedikit sebanyak rasa bosan terubat juga dengan kerenah Shahran yang digelar ‘baby’ kerana perangai manja anak bongsunya, Shahrul yang suka mengusik Shahran, Cik Maya yang ‘brutal’ dan periang, serta sifat ‘sporting’ Hayati bersama kakak-kakak yang lain…

Hari ini kami cuba mengatur harapan
Mengharap pada masa depan
Mengharap pada seribu ketentuan

Hari ini kami cuba mengatur harapan
Masa depan itu membahagiakan
Ketentuan-NYA mententeramkan

Hari ini kami cuba mengatur harapan
Di masa depan kami tetap seiringan
Dengan ketentuan-NYA kami direstukan

Hari ini kami cuba mengatur harapan
…Mengindahkan pengkisahan persahabatan.

“Sebenarnya, tak banyak kerja yang kami lakukan hari ni, jadi banyak masa dihabiskan dengan mendengar luahan hati Maya, Shahran dan Yati. Maklumlah, aku ni kan suka mendengar, hinggakan mereka kata, aku seorang yang tak punya masalah langsung. Tak apalah. Hari ni mungkin hari mereka, esok lusa mungkin hari aku pula. Shahran pun berharap kami dapat jadi kawan sampai bila-bila. Nanti bila masing-masing dah berumahtangga dan dilanda masalah, bolehlah kami berjumpa dan tolong menolong menyelesaikannya. Indah dan murni kan impian ni? Harap boleh jadi kenyataan. Semoga persahabatan kami adalah sesuatu yang kekal hendaknya.” – diadaptasi daripada:. Semusim di Sentral.doc

Keramat
10 Mei 2005

Pencari Damai

Apakah anda dapat menerima hakikat seseorang yang anda amat kagumi dan agung-agungkan sebelum ini tiba-tiba menuduh anda cuba memburuk-burukkannya. Terasa seperti diperbodohkan apabila kita yang selama ini sentiasa memuji-muji kebaikannya di depan orang lain, malah sedaya upaya menutup keburukannya agar dia dipandang baik oleh semua orang, seolah-olah tidak menghargai usaha anda itu. Agak menghairankan apabila dia dengan terlalu mudah melupakan apa yang telah kita lakukan terhadapnya selama ini lantas tanpa berfikir panjang menuduh kita cuba memburuk-burukkannya pula...

Lebih menghairankan, dia adalah seseorang yang anda cuba jadikan idola, melalui personaliti dan gayanya yang anda kira cukup sempurna dan boleh dijadikan panduan dalam meniti hidup. Betapa bodohnya jika kita cuba menjadikannya sebagai idola dan dalam masa yang sama kita memburuk-burukkannya. Apakah kita sudah tidak rasional lagi menjadikan seorang yang buruk perilakunya sebagai idola? Harap dia dapat meluangkan sedikit daripada masanya untuk berfikir...

Aku pohon pada Tuhan moga dikuatkan hati dan semangat aku ini. Moga masih ada sinar buat kami...



Kelam kabut si pencari damai itu
Saat rakan taulan berbalah
Dia bersungguh membetul yang salah.

Kasihan si pencari damai itu
Sahabat rupanya marahkan dia
Jangan menyibuk urusan mereka.

Terdiamlah pencari damai itu
Tak tersangka baktinya tak dihargai
Malah digelar pula si batu api.

Pedih!

Terhiris!

Hati si pencari damai.

…Entah bilalah dia mampu melupakannya.



Keramat
15 Jun 2005

08 June 2005

Haruskah Hati Menciptakan Jarak?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi
kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka
berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, malah ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan
kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka
memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di
saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

.:: one thing we can't recycle is wasted time ::.

Mengkritik tidak bererti menentang,
Menyetujui tidak semestinya menyokong,
Menegur tidak bermakna membenci dan,
Berbeza pendapat adalah kawan berfikir yang baik.

07 June 2005

if tomorrow never comes

Sometimes late at night
I lie awake and watch her sleeping
She's lost in peaceful dreams
So I turn out the lights and lay there in the dark
And the thought crosses my mind
If I never wake up in the morning
Would she ever doubt the way I feel
About her in my heart
If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face this world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last
If tomorrow never comes
'Cause I've lost loved ones in my life
Who never knew how much I loved them
Now I live with the regret
That my true feelings for them never were revealed
So I made a promise to myself
To say each day how much she means to me
And avoid that circumstance
Where there's no second chance to tell her how I feel
If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face this world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last
If tomorrow never comes
So tell that someone that you love
Just what you're thinking of
If tomorrow never comes